This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Kamis, 07 Maret 2013

Makna Kata "Kami" Dalam Al-Qur'an


   MAKNA KATA “KAMI” DALAM AL-QUR’AN
Seringkali, orang kufar mencoba mengganggu iman kita dengan bertanya: Mengapa Qur’an sering guna kata KAMI untuk ALLAH? Bukankah kami itu banyak? Apakah itu bermakna Qur’an pun mengakui Tuhan itu lebih dari 1?

Valentine’s Day Bukan Dari & Untuk Islam!


   Tersebutlah dalam sejarah, bahwa dahulu kala bangsa Romawi memperingati suatu hari besar setiap tanggal 15 Februari yang dinamakan Lupercalia. Lupercalia adalah rangkaian perayaan yang disertai upacara pensucian di masa Romawi Kuno yang berlangsung dari tanggal 13-18 Februari. Dua hari pertama, perayaan tersebut dipersembahkan untuk dewi cinta (queen of feverish love) Juno Februata.

Mengagungkan Sunnah


    Allah Subhannahu wa Ta’ala berfirman yang artinya,
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan sesuatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka.¡¨ (QS. al-Ahzab : 36)
Di dalam ayat yang lain, artinya,
¡§Barangsiapa menaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah menaati Allah.¡¨ (QS. an-Nisa¡¦ :80)
Dan juga firman-Nya, artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi , dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras, sebagaimana kerasnya sebagian kamu terhadap yang lain, supaya tidak gugur (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari.” (QS. al-Hujurat : 2)
Al-Imam Ibnul Qayyim berkata mengomentari ayat ini, ¡§Maka Allah Subhannahu wa Ta’ala memperingatkan kaum mukminin tentang gugurnya amalan mereka karena mengeraskan suara kepada Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam sebagaimana mereka mengeraskan suara kepada temannya. Hal ini tidak menunjukkan kemurtadan, akan tetapi merupakan kemaksiatan yang dapat menggugurkan amalan, sedangkan pelakunya tidak merasakan. Maka bagaimana lagi terhadap orang yang mengesampingkan perkataan Rasul Shalallaahu alaihi wasalam, petunjuk serta jalanya, lalu mengutamakan perkataan, petunjuk dan jalan selain beliau? Bukankah hal ini sungguh telah menggugurkan amalannya, sedang mereka tidak merasakan?
Diriwayatkan dari al-Irbadh bin Saariyah dia berkata, ¡§Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam telah memberikan nasehat kepada kami dengan suatu nasehat yang membuat hati menjadi tergetar dan air mata pun bercucuran. Maka kami berkata, ¡§Wahai Rasulullah, seakan-akan nasehat itu adalah nasehat orang yang akan berpisah, oleh karena itu berilah nasehat kepada kami. Beliau berkata,
¡§Aku nasehatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah dan mendengar serta taat, walaupun yang memerintahkan kalian adalah seorang budak, maka barangsiapa yang hidup di antara kalian, maka dia akan melihat perselisihan yang banyak. Oleh karena itu wajib atas kalian berpegang dengan sunnahku dan sunnah para Khulafa¡¦-ur Rasyidiin yang mendapat petunjuk setelahku, gigitlah (pegang teguhlah) oleh kalian sunnah itu dengan gigi geraham. Dan berhati-hatilah kalian dari setiap hal yang baru, karena sesungguhnya setiap hal yang baru adalah bid’ah dan setiap bid’ah adalah sesat, dan setiap yang sesat di dalam neraka.¡¨
Berkata Abu Bakar Ash Shidiq, “Tidaklah pernah aku meninggalkan perbuatan yang Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam telah melakukannya, melainkan aku selalu melakukannya. Dan sesungguhnya aku takut jika aku meninggalkan sesuatu dari perintahnya, maka aku akan menyimpang (tersesat).
Ibnu Bathoh mengomentari hal ini dengan perkataannya, “Wahai saudaraku! Ini ash-Shidiqul akbar, beliau merasa takut terhadap dirinya dari penyimpangan jika beliau menyelisihi sesuatu dari perintah Nabinya. Maka bagaimana pula terhadap suatu zaman yang masyarakatnya telah menjadi orang-orang yang memperolok-olok Nabi mereka dan perintahnya, bangga dengan suatu yang menyelisihi perintahnya dan bangga dengan pelecehan sunnahnya. Kita meminta kepada Allah ƒ¹agar terjaga dari ketergelinciran dan memohon keselamatan dari amalan-amalan yang jelek.
Dari Abi Qilaabah dia telah berkata, “Jika kamu mengajak berbicara kepada seseorang dengan sunnah, kemudian orang tersebut berkata, ¡§Tinggalkan ini dan berikan padaku Kitab Allah Subhannahu wa Ta’ala (saja), maka ketahuilah bahwasanya dia adalah orang yang sesat.”
Berkata al-Imam asy-Syafi’i, “Kaum muslimin telah bersepakat, bahwa barangsiapa yang telah jelas baginya sunnah Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , maka tidak halal baginya untuk meninggalkan sunnah tersebut dikarenakan perkataan seseorang.¡¨
Berkata al-Imam al-Barbahari, “Apabila kamu mendengar seseorang mencerca atsar atau menolak atsar atau menginginkan yang selain atsar, maka ragukanlah dia tentang keislamannya, dan janganlah kamu ragu bahwasanya dia adalah seorang pengikut hawa nafsu yang mubtadi’.
Disegerakan Balasan bagi Orang yang Melecehkan Sunnah
Diriwayatkan dari Salman bin Al Akwa, “Bahwasanya seseorang pernah makan di sisi Rasulullah n dengan tangan kirinya. Maka beliau berkata, “Makanlah dengan tangan kananmu.¡¨ Orang itu berkata, “Saya tidak bisa. Maka beliau berkata, “Kamu tidak akan bisa, tidaklah ada yang menghalangi orang tersebut (untuk makan dengan tangan kananya) melainkan hanya kesombongan. Berkata Salman, “Maka orang tersebut pun (akhirnya) tidak bisa mengangkat tangan kanannya ke mulutnya.
Berkata Abu Abdillah Muhammad bin Ismail at-Tamimi, ¡§Aku pernah membaca di dalam sebagian kisah-kisah, bahwasanya pernah ada seorang ahlul bid’ah tatkala mendengar sabda Nabi Shalallaahu alaihi wasalam, “Apabila salah seorang di antara kamu bangun dari tidurnya, maka janganlah mencelupkan tangannya ke dalam bejana hingga dia mencucinya terlebih dahulu, karena dia tidak tahu di mana tangannya bermalam.” Maka ahlul bid’ah tersebut berkata dengan nada mengejek, “Aku mengetahui di mana tanganku bermalam di atas tempat tidurku.¡¨ Maka ketika dia bangun dia dapati tangannya telah masuk ke dalam duburnya sampai ke pergelangan tangannya. Berkata at-Tamimi, “Hendaklah seseorang takut untuk menganggap ringan terhadap sunnah-sunnah dan masalah-masalah yang seharusnya tawaquf (diam). Maka hendaklah anda melihat terhadap apa yang terjadi pada orang-orang tersebut akibat perbuatan jeleknya.
Sikap Kaum Salaf terhadap Penentang Sunnah
Dari Qatadah dia berkata, “Ibnu Sirin pernah mengatakan kepada seorang tentang suatu hadits dari Nabi Shalallaahu alaihi wasalam kemudian orang tersebut berkata, ¡§Si Fulan telah berkata demikian dan demikian, maka Ibnu Sirin berkata, ¡§Aku mengatakan kepadamu dari Nabi Shalallaahu alaihi wasalam sedang engkau mengatakan si Fulan dan si Fulan telah berkata demikian dan demikian, maka aku tidak akan berkata kepadamu selamanya.¡¨
Berkata Abu as-Saaib, ¡§Kami pernah bersama Waki’ maka dia berkata kepada seorang yang ada di sisinya, yang termasuk orang yang berpandangan dengan akalnya, ¡§Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam telah melakukan isy’ar (menandai hewan sembelihan dengan sedikit melukai kulitnya), dan berkata Abu Hanifah bahwa isy¡¦ar itu adalah memberi tanda. Maka berkatalah orang tersebut bahwasanya telah diriwayatkan dari Ibrahim an-Nakho’i, bahwa dia berkata, ¡§Al-isy’ar adalah menyakiti.¡¨
Berkata (Abu Saaib), ¡§Maka aku melihat Waki’ marah dengan sangat marahnya dan berkata, ¡§Aku telah berkata kepadamu “Telah bersabda Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam sedang engkau berkata, “Telah berkata Ibrahim” maka tidak ada yang menghalangi kamu agar kamu ini dipenjara kemudian tidak dilepaskan sampai kamu menarik kembali perkataanmu ini.¡¨
Dari Khordzad bin al-’Abid dia berkata, ¡§Abu Muawiyah adh-Dharir meriwayatkan di sisi Harun ar-Rasyid tentang hadits, “Adam beradu argumen dengan Musa.” Maka tiba-tiba berkata seorang dari bangsawan Quraisy “Di mana Adam bertemu dengannya (Musa)¡¨. Maka Harun ar-Rasyid pun marah dan berkata, ¡§Untuk perkataan (yang mengada-ada) adalah pedang, dia seorang zindiq yang mencerca hadits.¡¨ Maka Abu Muawiyah terus berusaha menenangkan beliau lalu berkata, ¡§Sabar wahai Amirul Mu’minin, bahwa dia belum paham, sampai akhirnya beliau tenang.¡¨
Inilah nash-nash kitab dan sunnah tentang pengagungan Sunnah, serta beginilah sikap para salafus sholih terhadap orang-orang yang menentang sunnah. Kita lihat pada diri mereka terdapat kekuatan, keteguhan dan ketegasan terhadap orang yang menampakkan sesuatu yang di dalamnya terdapat penentangan terhadap sunnah.
Maka bandingkanlah sikap mereka terhadap orang-orang yang menentang sunnah dengan sikap orang di masa ini tatkala melihat orang yang menentang serta mengolok-olok Sunnah.
¡§Ya Rabb kami Janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi (karunia).
Di sadur oleh Purwanto dari kitab ¡§Ta¡¦zhimus sunnah wa mauqif as-salaf mimman ¡¥arodhoha au istahza¡¦a bisyai-in minha,¡¨ Abdul Qayyum bin Muhammad bin Nashir as-Suhaibani.

Hukum Pacaran Menurut Islam


Penjelasan mengenai sebab diharamkannya pacaran

Istilah pacaran itu sebenarnya bukan bahasa hukum, karena pengertian dan batasannya tidak sama buat setiap orang. Dan sangat mungkin berbeda dalam setiap budaya. Karena itu kami tidak akan menggunakan istilah `pacaran` dalam masalah ini, agar tidak salah konotasi.

Cara Bertaubat


Taubat, Muara Terindah bagi Seorang Hamba

Laksana musafir yang singgah sejenak di suatu tempat, sekedar untuk beristirahat dan mengumpulkan bekal, lalu melanjutkan perjalanannya kembali hingga sampai ke tempat tujuannya. Demikianlah hakikat kehidupan manusia di muka bumi ini, bahwa setiap kita hakikatnya adalah musafir yang sedang berjalan menuju kampung kita yang sejati, yaitu negeri akhirat yang kekal.
Maka sudah sepantasnya kita mempersiapkan diri dan berbekal dengan ketakwaan untuk kehidupan kita yang sesungguhnya, yaitu kehidupan yang tidak ada kematian lagi setelahnya, yang ada hanyalah kebahagian selama-lamanya ataukah sebaliknya: adzab yang panjang.
Namun sudah menjadi tabiat manusia tergelincir dalam dosa, padahal tidaklah manusia itu diciptakan kecuali semata-mata untuk beribadah kepada Allah Ta’ala, menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Maka tatkala seseorang tergelincir ke dalam lembah kenistaan, hendaklah ia segera kembali kepada Allah subhanahu wa ta’ala, meninggalkan kesalahannya dan bertekad untuk tidak mengulangi kesalahan tersebut di masa datang. Inilah suatu amalan besar yang dinamakan dengan taubat.

Berbakti Kepada Kedua Orang Tua


    Ayah dan ibu adalah dua orang yang sangat berjasa kepada kita. Lewat keduanyalah kita terlahir di dunia ini. Keduanya menjadi sebab seorang anak bisa mencapai Surga. Doa mereka ampuh. Kutukannya juga manjur. Namun betapa banyak sekarang ini kita jumpai anak-anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya.

Manfaat Puasa Ramadhan



   Manfaat sebenarnya dari puasa Ramadhan adalah sesuatu yang berhubungan dengan kerohanian dan agama. Manfaat fisik juga besar dan tidak dapat diabaikan. Beberapa manfaat dari puasa Ramadhan diantaranya adalah:
Puasa adalah disipilin agama yang sangat baik, yang melatih pikiran dan tubuh untuk mengatasi kesulitan, marah, haus, lapar dll. Salah seorang sufi mengatakan bahwa rahasia hidup adalah berbicara sedikit, makan sedikit dan tidur sedikit. Dan semua disiplin tersebut kita jumpai dan kita lakukan selama bulan Ramadhan.